.jpg)
Kenaikan harga elpiji non subsidi oleh PT Pertamina Persero hanya akal-akalan saja. Hal ini ditegaskan oleh, Koordinator Petisi 28, Haris Rusly, di Jakarta, Minggu (5/1).
Kata Haris, sudah terendus, bahwa kebijakan tersebut pada akhirnya akan dibatalkan setelah ada gelombang protes dari masyarakat.
"Harga gas elpiji 12 Kg dinaikkan oleh Pertamina untuk tujuan agar Presiden SBY membatalkan kebijakan penaikan harga gas tersebut. Langkah tersebut diambil biar kelihatan Presiden SBY tegas, merakyat dan pro rakyat, tujuannya Pemilu 2014," tegasnya.
Indikasi itu terbukti, ketika Julian Aldrin Pasha mengatakan bahwa Presiden melihat kenaikan harga elpiji sebagai aksi atau keputusan korporasi berdasarkan pertimbangan bisnis semata.
Apalagi, Presiden yang disebut mengikuti dan telah mendengar laporan akan kerisauan masyarakat, juga telah memerintahkan Wapres dan Menko Perekonomian agar memanggil Dirut PT. Pertamina terkait kenaikan gas elpiji 12 Kg serta menjelaskan kepada masyarakat.
"Untuk kursi kekuasaan, segala merk lipstik dan gincu diborong dan dipoles ke bibir, sampai kelihatan norak," Sergah dia.
Ini, lanjutnya, adalah trik manis SBY agar diketahui dia adalah Presiden yang pro rakyat lewat pencitraan instan melalui konsultannya.
Ada lagi acara masak-masak dan makan-makan oleh para politisi, yang katanya acara personal. Namun oknum wartawan diundang secara diam-diam untuk meliput, sementara alur cerita sudah diatur sang konsultan politik dan perusahaan public relation yang telah dibayar mahal.
"Masih percaya sama pemilu 2014 sebagai jawaban perubahan nasib? Tak mau bersatu untuk revolusi dan SI MPRS berdasarkan pancasila dan UUD 1945? Silahkan saja lanjutkan penderitaan dan kedongkolannya," tandasnya. (*head_Aktual.co)
No comments:
Post a Comment